स्वाक्खातो भगवता धम्मो,
सन्दिट्ठिको अकालिको एहिपस्सिको,
ओपनयिको पच्चत्तं वेदितब्बो विञ्ञूहीति।
Svākkhāto bhagavatā dhammo,
Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko,
Opanayiko paccattaṃ veditabbo viññūhī ‘ti.
1. Svākkhāto bhagavatā dhammo
Svākkhāto:
Arti: "Dijelaskan dengan baik" atau "dijabarkan dengan baik".
Penjelasan: Kata ini menekankan bahwa ajaran Buddha disampaikan dengan sangat jelas, tepat, dan mendetail. Buddha sebagai seorang guru memiliki kemampuan luar biasa untuk menjelaskan Dharma (ajaran) dengan cara yang mudah dipahami dan diikuti oleh para pengikutnya.
Bhagavatā:
Arti: "Oleh Yang Mulia (Bhagava)".
Penjelasan: Kata ini merujuk kepada Buddha, yang sering disebut sebagai "Yang Mulia (Bhagava)" atau "Yang Tercerahkan". Ini menekankan otoritas dan kebijaksanaan dari Buddha sebagai sumber ajaran yang terpercaya.
Dhammo:
Arti: "Dharma" atau "Ajaran".
Penjelasan: Dharma merujuk kepada ajaran atau doktrin yang diajarkan oleh Buddha. Ini mencakup semua prinsip etika, meditasi, dan kebijaksanaan yang diajarkan untuk mencapai pencerahan.
Keseluruhan Frasa:
Arti: "Dharma dijelaskan dengan baik oleh Yang Mulia (Bhagava)."
Penjelasan: Frasa ini menekankan bahwa ajaran Buddha adalah komprehensif dan dapat dipercaya, disampaikan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami oleh semua orang.
2. Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko
Sandiṭṭhiko:
Arti: "Terlihat di sini dan sekarang" atau "dapat dilihat di sini dan sekarang".
Penjelasan: Ajaran Buddha tidak hanya relevan di masa lalu atau masa depan, tetapi dapat dialami langsung pada saat ini. Praktisi dapat melihat hasil dari praktik Dharma dalam kehidupan sehari-hari.
Akāliko:
Arti: "Tidak terikat oleh waktu" atau "abadi".
Penjelasan: Ajaran Buddha tidak terbatas oleh waktu. Prinsip-prinsip yang diajarkan adalah universal dan berlaku sepanjang masa, tidak hanya relevan pada zaman Buddha tetapi juga pada masa kini dan masa depan.
Ehipassiko:
Arti: "Mengundang untuk datang dan melihat".
Penjelasan: Buddha mengajak semua orang untuk memeriksa ajarannya sendiri, bukan hanya menerima berdasarkan kepercayaan buta. Ini adalah ajakan untuk mengalami dan menguji kebenaran ajaran secara langsung.
Keseluruhan Frasa:
Arti: "Terlihat di sini dan sekarang, tidak terikat oleh waktu, mengundang untuk datang dan melihat."
Penjelasan: Frasa ini menekankan tiga kualitas utama dari Dharma:
Relevansi langsung: Ajaran dapat dilihat dan dialami pada saat ini.
Abadi: Ajaran tersebut tidak terbatas oleh waktu dan selalu relevan.
Diundang untuk mengalami: Setiap orang diajak untuk memeriksa dan mengalami kebenaran ajaran Buddha secara langsung.
Kombinasi Penjelasan dalam Bahasa Indonesia
Svākkhāto bhagavatā dhammo,
"Dharma dijelaskan dengan baik oleh Yang Mulia (Bhagava),"
Penjelasan: Ajaran Buddha dijabarkan dengan cara yang sangat jelas dan dapat dipercaya, memungkinkan para pengikutnya untuk memahami dan mengikuti ajaran tersebut dengan mudah.
Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko,
"Terlihat di sini dan sekarang, tidak terikat oleh waktu, mengundang untuk datang dan melihat."
Penjelasan: Ajaran Buddha dapat dialami langsung pada saat ini, selalu relevan tanpa terbatas oleh waktu, dan setiap orang diundang untuk memeriksa dan menguji kebenaran ajaran tersebut sendiri.
Kesimpulan
Frasa "Svākkhāto bhagavatā dhammo, Sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko" menggambarkan kualitas-kualitas utama dari ajaran Buddha. Ajaran tersebut dijelaskan dengan baik oleh Buddha, dapat dialami langsung pada saat ini, bersifat abadi, dan mengundang setiap orang untuk datang dan melihat kebenarannya. Ini menekankan pentingnya pengalaman langsung dan pemahaman pribadi dalam praktik Buddhisme, serta relevansi ajaran yang abadi sepanjang waktu.
'Opanayiko paccattaṃ veditabbo viññūhī ‘ti' ke dalam Bahasa Indonesia:
Terjemahan
"Opanayiko paccattaṃ veditabbo viññūhī ‘ti" dapat diterjemahkan sebagai:
"Untuk dibawa ke dalam dan direalisasikan secara pribadi oleh orang yang bijaksana."
Atau lebih rinci:
"Ajaran ini harus dibawa ke dalam diri dan diketahui secara pribadi oleh orang bijak."
Penjelasan dalam Bahasa Indonesia
Frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat dari Dharma, atau ajaran Buddha, yang menekankan pentingnya pengalaman pribadi dan pemahaman individu dalam praktik Buddhisme.
Komponen dan Artinya:
1) Opanayiko:
Diterjemahkan sebagai "mengarah ke dalam" atau "untuk dibawa ke dalam."
Ini menunjukkan bahwa ajaran tersebut membimbing praktisi menuju pemahaman dan realisasi yang lebih dalam.
2) Paccattaṃ:
Diterjemahkan sebagai "secara pribadi" atau "individual."
Ini menekankan aspek pribadi dari pengalaman tersebut, menunjukkan bahwa ajaran tersebut harus dipahami dan direalisasikan secara individu.
3) Veditabbo:
Diterjemahkan sebagai "untuk diketahui" atau "untuk direalisasikan."
Ini menunjukkan bahwa ajaran tersebut harus diketahui atau dialami secara langsung.
4) Viññūhī:
Diterjemahkan sebagai "oleh orang bijaksana" atau "oleh mereka yang memiliki wawasan."
Ini menunjukkan bahwa pengetahuan atau realisasi ini dapat diakses oleh mereka yang bijaksana atau memiliki kemampuan untuk memahami.
5) ‘ti:
Partikel yang sering digunakan untuk menandai akhir dari suatu kutipan atau untuk menunjukkan bahwa frasa sebelumnya adalah sebuah kutipan.
Konteks dalam Buddhisme
Frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan kualitas Dharma, menekankan bahwa ajaran ini dimaksudkan untuk membawa praktisi menuju wawasan dan realisasi pribadi. Ini menekankan pentingnya:
1) Internalisasi:
Ajaran ini bukan hanya teori atau eksternal; mereka harus diinternalisasi dan dialami dalam diri seseorang.
2) Pengalaman Pribadi: Setiap praktisi harus mencapai pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman langsung.
3) Kebijaksanaan dan Wawasan: Mereka yang memiliki kebijaksanaan atau kemampuan untuk membedakan didorong untuk terlibat secara mendalam dengan ajaran untuk merealisasikan kebenarannya.
Penerapan dalam Praktik
4) Meditasi dan Kesadaran Penuh (Mindfulness): Praktisi didorong untuk menerapkan ajaran dalam kehidupan mereka melalui praktik seperti meditasi dan kesadaran penuh untuk mendapatkan wawasan pribadi.
5) Perilaku Etis: Hidup sesuai dengan ajaran etis Buddhisme membantu memfasilitasi pemahaman dan realisasi pribadi.
5) Studi dan Refleksi: Terlibat dengan ajaran melalui studi dan refleksi memungkinkan individu untuk menginternalisasi dan merealisasikan maknanya dengan lebih mendalam.
Relevansi Dalam Kehidupan
Dalam praktik kontemporer, frasa ini memperkuat pentingnya keterlibatan pribadi dan pengalaman langsung dalam memahami kebenaran spiritual. Ini sejalan dengan penekanan pada penyelidikan empiris dan pertumbuhan pribadi, yang dihargai dalam konteks spiritual dan sekuler modern.
Secara keseluruhan, "Opanayiko paccattaṃ veditabbo viññūhī ‘ti" menekankan kebutuhan akan realisasi pribadi dan internalisasi ajaran melalui pengalaman langsung dan kebijaksanaan. Ini menyoroti sifat dinamis dan individual dari jalan menuju pencerahan dalam Buddhisme.
No comments:
Post a Comment