Terjemahan:
1) "Demikianlah sesungguhnya Hyang Agung nan Luhur"
Penjelasan: Frasa pengantar ini mengakui Buddha dengan rasa hormat dan penghormatan.
2) Arahāṃ sammāsambuddho
Arahāṃ: "orang yang telah mencapai kesucian akhir" (one who has attained final sanctification); "orang suci" (a holy man); "sang arhat" (an arhat).
Sammāsambuddho: "Yang sepenuhnya tercerahkan sendiri"
Terjemahan: "Dia adalah Yang Mencapai Kesucian Tertinggi, yang sepenuhnya tercerahkan sendiri"
3) Vijjācaraṇasampanno sugato
Vijjācaraṇasampanno: "Dianugerahi dengan pengetahuan dan perilaku"
Sugato: "Yang berpergian baik" atau "Yang telah pergi dengan baik"
Terjemahan: "Dianugerahi dengan penglihatan yang jelas dan perilaku yang berbudi, yang berpergian baik"
4) Lokavidū anuttaro purisadammasārathi
Lokavidū: "Pengetahu dunia"
Anuttaro: "Tak tertandingi"
5) Purisadammasārathi: "Pemimpin orang-orang yang perlu dijinakkan"
Terjemahan: "Pengetahu dunia, pemimpin tak tertandingi dari orang-orang yang perlu dijinakkan"
6) Satthā devamanussānaṃ
Satthā: "Guru"
Devamanussānaṃ: "Dari para dewa dan manusia"
Terjemahan: "Guru para dewa dan manusia"
7) Buddho bhagavā’ti
Buddho: "Sang Buddha"
Bhagavā: "Hyang Agung nan Luhur"
Terjemahan: "Sang Buddha, Yang Agung nan Luhur (Bhagava)"
Kombinasi Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
"Demikianlah sesungguhnya Yang Agung nan Luhur (Bhagava):
Dia adalah Yang Suci Tertinggi, yang sepenuhnya tercerahkan sendiri,
Dianugerahi dengan penglihatan yang jelas dan perilaku yang berbudi, yang berpergian baik,
Pengetahu dunia, pemimpin tak tertandingi dari orang-orang yang perlu dijinakkan,
Guru para dewa dan manusia,
Sang Buddha, Yang Agung nan Luhur."
Penjelasan dalam Konteks Buddhisme
Frasa ini adalah bagian dari pujian tradisional kepada Buddha, yang mencakup beberapa kualitas utama dari seorang Buddha:
Arahaṃ (Yang Layak): Menekankan bahwa Buddha telah mencapai kebebasan dari semua kekotoran mental dan layak mendapatkan penghormatan.
Sammāsambuddho (Yang Sepenuhnya Tercerahkan Sendiri): Menunjukkan bahwa Buddha mencapai pencerahan tanpa bimbingan dari guru lain.
Vijjācaraṇasampanno (Dianugerahi dengan Pengetahuan dan Perilaku): Menekankan kesempurnaan dalam pengetahuan dan kebajikan.
Sugato (Yang Berpergian Baik): Menunjukkan bahwa Buddha telah mengikuti jalan yang benar dan telah mencapai tujuan tertinggi.
Lokavidū (Pengetahu Dunia): Menunjukkan kebijaksanaan Buddha dalam memahami semua aspek kehidupan.
Anuttaro (Tak Tertandingi): Menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menandingi kebijaksanaan dan kasih sayang Buddha.
Purisadammasārathi (Pemimpin Orang-Orang yang Perlu Dijinakkan): Menunjukkan kemampuan Buddha untuk memimpin dan membimbing orang menuju pencerahan.
Satthā Devamanussānaṃ (Guru Para Dewa dan Manusia): Menunjukkan bahwa ajaran Buddha relevan bagi semua makhluk, baik dewa maupun manusia.
Buddho (Sang Buddha): Menekankan bahwa Buddha adalah yang telah tercerahkan.
Bhagavā (Yang Mulia dan Agung): Mengakui kebesaran dan kebijaksanaan Buddha, yang agung nan luhur.
Kesimpulan
Frasa ini menekankan kebesaran dan kualitas-kualitas unggul dari Buddha, memberikan penghormatan yang mendalam kepada beliau sebagai guru spiritual yang sempurna, yang telah mencapai pencerahan, dan yang mampu membimbing semua makhluk menuju pencerahan.
No comments:
Post a Comment