Saturday, July 26, 2025

Ānaṇya Sutta

 Perumah tangga Anāthapiṇḍika mendatangi Sang Bhagavā … Sang Bhagavā berkata kepadanya:

“Perumah tangga, ada empat jenis kebahagiaan ini yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, bergantung pada waktu dan situasinya. Apakah empat ini? Kebahagiaan memiliki, kebahagiaan menikmati, kebahagiaan bebas dari hutang, dan kebahagiaan ketanpacelaan.

“Dan apakah, perumah tangga, kebahagiaan memiliki? Di sini, seorang anggota keluarga telah memperoleh kekayaan melalui usaha penuh semangat, yang dikumpulkan melalui kekuatan tangannya, yang didapat melalui keringat di alis matanya, kekayaan benar yang diperoleh dengan cara yang benar. Ketika ia berpikir, ‘Aku telah memperoleh kekayaan melalui usaha penuh semangat … yang diperoleh dengan cara yang benar,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan memiliki.

“Dan apakah kebahagiaan menikmati? Di sini, dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha penuh semangat itu, yang dikumpulkan melalui kekuatan tangannya, yang didapat melalui keringat di alis matanya, kekayaan benar yang diperoleh dengan cara yang benar, seorang anggota keluarga menikmati kekayaannya dan melakukan perbuatan-perbuatan berjasa. Ketika ia berpikir, ‘Dengan kekayaan yang diperoleh melalui usaha penuh semangat ini … yang diperoleh dengan cara yang benar, aku menikmati kekayaanku dan melakukan perbuatan-perbuatan berjasa,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan menikmati.

“Dan apakah kebahagiaan bebas dari hutang? Di sini, seorang anggota keluarga tidak memiliki hutang pada siapa pun, apakah banyak atau sedikit. Ketika ia berpikir, ‘Aku tidak memiliki hutang pada siapa pun, apakah banyak atau sedikit,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan bebas dari hutang.

“Dan apakah kebahagiaan ketanpacelaan? Di sini, perumah tangga, seorang siswa mulia memiliki perbuatan jasmani, ucapan, dan pikiran yang tanpa cela. Ketika ia berpikir, ‘Aku memiliki perbuatan jasmani, ucapan, dan pikiran yang tanpa cela,’ ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan. Ini disebut kebahagiaan ketanpacelaan.

“Ini adalah ada keempat jenis kebahagiaan itu yang dapat dicapai oleh seorang umat awam yang menikmati kenikmatan indria, bergantung pada waktu dan situasinya.”


Setelah mengetahui kebahagiaan bebas dari hutang,

seseorang harus mengingat kebahagiaan memiliki.

Menikmati kebahagiaan kenikmatan,

seorang manusia melihat segala sesuatu dengan jelas melalui kebijaksanaan.


Sewaktu melihat segala sesuatu dengan jelas, seorang bijaksana

mengetahui kedua jenis kebahagiaan.

Yang lain tidak ada seper enam belas bagian

dari kebahagiaan ketanpa-celaan.


Source「经源」:

Tipiṭaka: Suttapiṭaka: Aṅguttaranikāya: Catukkanipāta: (7) 2. Pattakammavaggo: 2. Ānaṇyasuttaṃ

三藏 · 经藏 · 增支部 · 四集(四支集)· 第七章:第二品:适当行为品 · 第二经:无债经

No comments:

Post a Comment

Pesan orang tua

Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh, (pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung) aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo

Terjemahan

Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa