Saturday, September 7, 2024

Bojjhaṅgapabba

 Dhammānupassanā bojjhaṅgapabbaṃ

The factors of enlightenment concerning the observation of the Dhamma.

faktor-faktor pencerahan yang berkaitan dengan pengamatan terhadap Dhamma.


385. ‘‘Puna caparaṃ, bhikkhave, bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati sattasu bojjhaṅgesu. Kathañca pana, bhikkhave, bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati sattasu bojjhaṅgesu? Idha, bhikkhave, bhikkhu santaṃ vā ajjhattaṃ satisambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ satisambojjhaṅgo’ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ satisambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ satisambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa satisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa satisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Santaṃ vā ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgo’ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ dhammavicayasambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa dhammavicayasambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa dhammavicayasambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Santaṃ vā ajjhattaṃ vīriyasambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ vīriyasambojjhaṅgo’ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ vīriyasambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ vīriyasambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa vīriyasambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa vīriyasambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Santaṃ vā ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgo’ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ pītisambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa pītisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa pītisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Santaṃ vā ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgo’ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ passaddhisambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa passaddhisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa passaddhisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Santaṃ vā ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgo’ti pajānāti, asantaṃ vā ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ samādhisambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa samādhisambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa samādhisambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Santaṃ vā ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgaṃ ‘atthi me ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgo’ti pajānāti , asantaṃ vā ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgaṃ ‘natthi me ajjhattaṃ upekkhāsambojjhaṅgo’ti pajānāti, yathā ca anuppannassa upekkhāsambojjhaṅgassa uppādo hoti tañca pajānāti, yathā ca uppannassa upekkhāsambojjhaṅgassa bhāvanāya pāripūrī hoti tañca pajānāti.


‘‘Iti ajjhattaṃ vā dhammesu dhammānupassī viharati, bahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati, ajjhattabahiddhā vā dhammesu dhammānupassī viharati. Samudayadhammānupassī vā dhammesu viharati, vayadhammānupassī vā dhammesu viharati, samudayavayadhammānupassī vā dhammesu viharati ‘atthi dhammā’ti vā panassa sati paccupaṭṭhitā hoti yāvadeva ñāṇamattāya paṭissatimattāya anissito ca viharati, na ca kiñci loke upādiyati. Evampi kho, bhikkhave, bhikkhu dhammesu dhammānupassī viharati sattasu bojjhaṅgesu.


Bojjhaṅgapabbaṃ niṭṭhitaṃ.


============


Terjemahan Bahasa Indonesia:


Sekali lagi, bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal mengamati konten mental dalam konten mental, terkait dengan tujuh faktor pencerahan.


Bagaimana, bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal mengamati konten mental dalam konten mental, terkait dengan tujuh faktor pencerahan?


Di sini, bhikkhu, seorang bhikkhu memahami dengan benar ketika faktor pencerahan, kesadaran, ada dalam dirinya: "Faktor pencerahan, kesadaran, ada dalam diriku." Ia juga memahami ketika faktor ini tidak ada: "Faktor pencerahan, kesadaran, tidak ada dalam diriku." Ia memahami bagaimana faktor pencerahan, kesadaran, yang belum muncul dalam dirinya, bisa muncul. Ia juga memahami bagaimana faktor pencerahan, kesadaran, yang sudah muncul, bisa dikembangkan dan disempurnakan.


Demikian pula, ketika faktor pencerahan, penyelidikan Dhamma, ada dalam dirinya, ia memahami: "Faktor pencerahan, penyelidikan Dhamma, ada dalam diriku." Ketika faktor ini tidak ada, ia memahami: "Faktor pencerahan, penyelidikan Dhamma, tidak ada dalam diriku." Ia mengetahui bagaimana faktor ini, yang belum muncul, bisa muncul, dan bagaimana faktor yang sudah muncul dapat dikembangkan dan disempurnakan.


Ketika faktor pencerahan, usaha, ada dalam dirinya, ia memahami: "Faktor pencerahan, usaha, ada dalam diriku." Ketika faktor ini tidak ada, ia memahami: "Faktor pencerahan, usaha, tidak ada dalam diriku." Ia memahami bagaimana faktor pencerahan, usaha, yang belum muncul bisa muncul, dan bagaimana faktor yang sudah muncul dapat dikembangkan dan disempurnakan.


Ketika faktor pencerahan, kegembiraan, ada dalam dirinya, ia memahami: "Faktor pencerahan, kegembiraan, ada dalam diriku." Ketika faktor ini tidak ada, ia memahami: "Faktor pencerahan, kegembiraan, tidak ada dalam diriku." Ia mengetahui bagaimana faktor ini, yang belum muncul, bisa muncul, dan bagaimana faktor yang sudah muncul dapat dikembangkan dan disempurnakan.


Ketika faktor pencerahan, ketenangan, ada dalam dirinya, ia memahami: "Faktor pencerahan, ketenangan, ada dalam diriku." Ketika faktor ini tidak ada, ia memahami: "Faktor pencerahan, ketenangan, tidak ada dalam diriku." Ia memahami bagaimana faktor ini, yang belum muncul, bisa muncul, dan bagaimana faktor yang sudah muncul dapat dikembangkan dan disempurnakan.


Ketika faktor pencerahan, konsentrasi, ada dalam dirinya, ia memahami: "Faktor pencerahan, konsentrasi, ada dalam diriku." Ketika faktor ini tidak ada, ia memahami: "Faktor pencerahan, konsentrasi, tidak ada dalam diriku." Ia mengetahui bagaimana faktor ini, yang belum muncul, bisa muncul, dan bagaimana faktor yang sudah muncul dapat dikembangkan dan disempurnakan.


Ketika faktor pencerahan, keseimbangan, ada dalam dirinya, ia memahami: "Faktor pencerahan, keseimbangan, ada dalam diriku." Ketika faktor ini tidak ada, ia memahami: "Faktor pencerahan, keseimbangan, tidak ada dalam diriku." Ia memahami bagaimana faktor ini, yang belum muncul, bisa muncul, dan bagaimana faktor yang sudah muncul dapat dikembangkan dan disempurnakan.


Dengan demikian, ia tinggal mengamati konten mental dalam konten mental secara internal, atau ia tinggal mengamati konten mental dalam konten mental secara eksternal, atau ia tinggal mengamati konten mental dalam konten mental baik secara internal maupun eksternal. Ia mengamati fenomena muncul dalam konten mental, fenomena menghilang dalam konten mental, dan fenomena muncul dan menghilang dalam konten mental. Sekarang kesadarannya telah ditegakkan: "Ini adalah konten mental!" Dengan cara ini, ia mengembangkan kesadarannya sampai mencapai pemahaman semata disertai dengan kesadaran semata. Dengan cara ini, ia tinggal terlepas, tanpa melekat pada apapun di dunia [pikiran dan materi]. Inilah cara, bhikkhu, seorang bhikkhu tinggal mengamati konten mental dalam konten mental terkait dengan tujuh faktor pencerahan.


============


English Translation:


Again, monks, a monk dwells observing mental contents in mental contents with respect to the seven factors of enlightenment.

How, monks, does a monk dwell observing mental contents in mental contents with respect to the seven factors of enlightenment?


Here, monks, a monk properly understands when the factor of enlightenment, awareness, is present in him: "The factor of enlightenment, awareness, is present in me." He also understands when this factor is absent: "The factor of enlightenment, awareness, is absent from me." He comprehends how the factor of enlightenment, awareness, that has not yet arisen in him, comes to arise. He also understands how the factor of enlightenment, awareness, that has arisen, can be developed and perfected.


Similarly, when the factor of enlightenment, investigation of Dhamma, is present in him, he understands: "The factor of enlightenment, investigation of Dhamma, is present in me." When it is absent, he understands: "The factor of enlightenment, investigation of Dhamma, is absent from me." He knows how this factor, not yet arisen, comes to arise, and how the factor that has arisen can be developed and perfected.


When the factor of enlightenment, effort, is present in him, he understands: "The factor of enlightenment, effort, is present in me." When it is absent, he understands: "The factor of enlightenment, effort, is absent from me." He comprehends how the factor of enlightenment, effort, that has not yet arisen comes to arise, and how the factor that has arisen can be developed and perfected.


When the factor of enlightenment, rapture, is present in him, he understands: "The factor of enlightenment, rapture, is present in me." When it is absent, he understands: "The factor of enlightenment, rapture, is absent from me." He knows how this factor, not yet arisen, comes to arise, and how the factor that has arisen can be developed and perfected.


When the factor of enlightenment, tranquility, is present in him, he understands: "The factor of enlightenment, tranquility, is present in me." When it is absent, he understands: "The factor of enlightenment, tranquility, is absent from me." He comprehends how this factor, not yet arisen, comes to arise, and how the factor that has arisen can be developed and perfected.


When the factor of enlightenment, concentration, is present in him, he understands: "The factor of enlightenment, concentration, is present in me." When it is absent, he understands: "The factor of enlightenment, concentration, is absent from me." He knows how this factor, not yet arisen, comes to arise, and how the factor that has arisen can be developed and perfected.


When the factor of enlightenment, equanimity, is present in him, he understands: "The factor of enlightenment, equanimity, is present in me." When it is absent, he understands: "The factor of enlightenment, equanimity, is absent from me." He comprehends how this factor, not yet arisen, comes to arise, and how the factor that has arisen can be developed and perfected.


Thus, he dwells observing mental contents in mental contents internally, or he dwells observing mental contents in mental contents externally, or he dwells observing mental contents in mental contents both internally and externally. He dwells observing the phenomena of arising in mental contents, the phenomena of passing away in mental contents, and the phenomena of both arising and passing away in mental contents. Now his awareness is established: "These are mental contents!" Thus, he develops his awareness to such an extent that there is mere understanding alongside mere awareness. In this way, he dwells detached, without clinging to anything in the world [of mind and matter]. This is how, monks, a monk dwells observing mental contents in mental contents with respect to the seven factors of enlightenment.

No comments:

Post a Comment

Pesan orang tua

Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh, (pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung) aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo

Terjemahan

Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa