Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu: “Para bhikkhu!”
“Yang Mulia!” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Para bhikkhu, dengan menjalankan lengkap dalam delapan faktor, uposatha adalah berbuah dan bermanfaat besar, luar biasa cemerlang dan menyebar. Dan bagaimanakah uposatha dijalankan dengan lengkap dalam delapan faktor, sehingga berbuah dan bermanfaat besar, luar biasa cemerlang dan menyebar?
(1) “Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia merefleksikan sebagai berikut: ‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari pembunuhan; dengan membuang tongkat pemukul dan senjata, berhati-hati dan baik hati, mereka berdiam dengan berbelas kasih pada semua makhluk hidup. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari pembunuhan; dengan tongkat pemukul dan senjata dikesampingkan, berhati-hati dan baik hati, aku juga akan berdiam dengan berbelas kasih pada semua makhluk hidup. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor pertama ini.
(2) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari mengambil apa yang tidak diberikan; mereka hanya mengambil apa yang diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberikan, dan berdiam dengan jujur tanpa pikiran untuk mencuri. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari mengambil apa yang tidak diberikan; aku hanya mengambil apa yang diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberikan, dan berdiam dengan jujur tanpa pikiran untuk mencuri. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor ke dua ini.
(3) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan aktivitas seksual dan menjalankan hidup selibat, hidup terpisah, menghindari hubungan seksual, praktik orang biasa. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan aktivitas seksual dan menjalankan hidup selibat, hidup terpisah, menghindari hubungan seksual, praktik orang biasa. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor ke tiga ini.
(4) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari berbohong; mereka mengucapkan kebenaran, setia pada kebenaran; mereka dapat dipercaya dan dapat diandalkan, bukan penipu dunia. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari berbohong; Aku akan mengucapkan kebenaran, setia pada kebenaran; aku akan dapat dipercaya dan dapat diandalkan, bukan penipu dunia. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor ke empat ini.
(5) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari meminum minuman keras, anggur, dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari meminum minuman keras, anggur, dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan. Aku akan meniru para Arahant dalam hal ini dan uposatha akan kujalankan.’ Uposatha memiliki faktor ke lima ini.
(6) “‘Seumur hidupnya para Arahant makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan makan sekali sehari, menghindari makan pada malam hari dan di luar waktu yang selayaknya. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor ke enam ini.
(7) “‘Seumur hidupnya para Arahant menghindari tarian, nyanyian, musik instrumental, dan pertunjukan yang tidak layak, dan menghindari menghias dan mempercantik diri dengan mengenakan kalung bunga dan mengoleskan wewangian dan salep. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan menghindari tarian, nyanyian, musik instrumental, dan pertunjukan yang tidak layak, dan menghindari menghias dan mempercantik diriku dengan mengenakan kalung bunga dan mengoleskan wewangian dan salep. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor ke tujuh ini.
(8) “‘Seumur hidupnya para Arahant meninggalkan dan menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi dan mewah; mereka berbaring di tempat tidur yang rendah, apakah tempat tidur kecil atau alas tidur jerami. Hari ini, selama sehari semalam ini, aku juga akan meninggalkan dan menghindari menggunakan tempat tidur yang tinggi dan mewah; aku akan berbaring di tempat tidur yang rendah, apakah tempat tidur kecil atau alas tidur jerami. Aku akan menjalankan kehidupan seperti layaknya apa yang para Arahant terapkan dalam kehidupan.’ Uposatha memiliki faktor ke delapan ini.
“Adalah dengan cara ini, para bhikkhu, maka uposatha dijalankan lengkap dalam delapan faktor, sehingga berbuah dan bermanfaat besar, luar biasa cemerlang dan menyebar.”
anguttara nikaya 8.41 Uposatha Sutta
"El mundo no puede ser descubierto por un viaje de millas, no importa cuan largo sea, pero solamente por un viaje espiritual, un viaje de una pulgada, arduo, humilde y lleno de alegría, por el cual llegamos a nuestros pies y aprendemos a estar en casa."
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pesan orang tua
Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh,
(pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung)
aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo
Terjemahan
Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa
No comments:
Post a Comment