Wednesday, June 12, 2013

Kotbah Diluar Dinding - Tirokudda Sutta

तिरोकुट्टसुत्तं
Tirokuṭṭasuttaṃ
Kotbah Diluar Dinding


1.
Di luar dinding mereka berdiri dan menunggu,
Dan di perempatan serta pertigaan jalan:
Kembali ke rumah mereka yang dahulu,
Mereka menunggu di samping tiang-tiang gerbang.
2.
Tetapi ketika pesta besar disiapkan
Dengan beraneka ragam makanan dan minuman,
Bahwasanya tak seorang pun mengingat
Mahluk-mahluk itu berasal dari tindakan-tindakan lampau mereka.
3.
Demikianlah mereka yang (adalah) penuh kasih sayang
Di hati memberi bagi sanak saudara
Minuman dan makanan seperti itu yang murni
Dan baik serta cocok pada saat-saat ini:
4.
‘Maka biarlah ini untuk sanak-saudara
’‘Semoga sanak-saudara memperoleh kebahagiaan.
’Mahluk-mahluk halus dari sanak saudara yang telah meninggal ini
Yang berhimpun dan berkumpul di sana
5.
Dengan bersemangat akan memberikan berkah mereka
Atas beraneka ragam makanan dan minuman:
‘Maka semoga sanak saudara kita berumur panjang,
‘Oleh karena merekalah kita memiliki perolehan ini;
6.
‘Karena penghormatan bagi kita telah dilakukan,
‘Tak ada pemberi yang pernah kekurangan buah.
’Karena di sana tidak pernah ada pembajakan,
Tidak juga terdapat pengembalaan-ternak apa pun,
7.
Sama juga tidak ada perdagangan,
Tidak juga pertukaran uang emas:
Mahluk halus sanak-saudara yang telah meninggal itu
Hidup di sana dari pemberian yang diberikan di sini;
8.
Seperti air hujan yang tercurah di bukit
Mengalir turun mencapai lembah yang kosong,
Demikianlah pemberian yang diberikan di sini dapat berguna
Bagi makluk halus sanak-saudara yang telah meninggal.
9.
Seperti dasar-sungai yang bila penuh dapat menampung
Air yang turun mengisi lautan,
Demikian pula pemberian yang diberikan di sini dapat berguna
Bagi mahluk halus sanak- keluarga yang telah meninggal.
10.
‘Dahulu dia memberi kepadaku, dia bekerja untukku,
‘Dahulu dia adalah sanak –saudaraku, temanku, sesamaku’.
Maka berikan dana bagi mereka yang telah meninggal,
Dengan mengingat apa yang dahulu biasa mereka lakukan.
11.
Bukan ratap nangis, bukan pula kesedihan,
Bukan berkabung jenis apa pun, menolong
Mereka yang telah meninggal, yang sanak-saudaranya tetap
(Tidak bisa menolong mereka dengan bertindak) demikian.
12.
Tetapi ketika persembahan ini diberikan
Dan ditempatkan dengan baik di dalam Sangha
Bagi mereka, maka dana itu bias berguna lamaBagi mereka di masa depan dan juga segera.
13.
Demikianlah, Dhamma bagi sanak-saudara telah ditunjukkan,
Juga bagaimana penghormatan yang tinggi bagi yang telah meninggal dilakukan,
Dan bagaimana para Bhikkhu dapat pula diberi kekuatan,
Dan bagaimana jasa kebaikan yang besar dapat disimpan olehmu.


Sumber : buku Khuddakapatha jilid 3
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh :
Dra. Wena Cintiawati
Dra. Lanny Anggawati
Penerbit : Wisma Sambodhi Klaten
Oktober 2006


Sumber Kitab 【經源】:
तिपिटक – सुत्तपिटक – खुद्दकनिकाय – खुद्दकपाठ - तिरोकुट्टसुत्तं
Tipiṭaka - Suttapiṭaka – Khuddakanikāya - Khuddakapāṭha - Tirokuṭṭasuttaṃ
大藏經 – 藏經 – 小尼迦耶 – 小誦 – 戶外經
三藏【大藏经】 – 藏经 – 小尼迦耶 – 小诵 – 户外经


"Dalam kitab diatas telah dijelaskan bahwa kualitas diri seseorang
menentukan kemana orang akan lahir,
bukan karena doa dan sembah sujud,
juga bukan pula karena Makluk Dewa atau God tertentu
yang menentukan,
pun bukan pula karena kepada siapa ia percaya.
tapi semua ini dikarenakan kualitas diri makluk itu sendirilah
yang menuntun seseorang kemana ia akan dilahirkan.

karena orang orang yang memiliki kemuliaan,
berasal dari kemuliaan hati, bukan pemberian,
disetiap agama manapun juga akan mengukuhkan kualitas
diri seseorang.

sama seperti seseorang yang meraih kemuliaan dunia
sebagai juara olimpiade, sebagai juara nasional, dsb
semua itu bukan diperoleh karena si juri kesian sama anda,
sama pula seperti orang yang dihukum karena membunuh orang lain,
bukanlah karena hakim yang sengaja menghukumnya, tapi karena memang
kualitas dirinyalah yang membuatnya mendapatkan hukuman itu.
Ini adalah hukum yang absolut."


For Pali Script, click here
For English translation, please click here
中文翻譯,請按這裡



Mari kita ber-refleksi kepada diri kita,
apakah kita sudah membenahi sikap kita?
kita sama sama pelajari dipostingan ini, silakan klik disini

No comments:

Post a Comment

Pesan orang tua

Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh, (pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung) aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo

Terjemahan

Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa