Friday, December 21, 2012

Daṇḍa Sutta - Tongkat Penyiksa [The Stick]

The Stick that torturing
Tongkat yang menyiksakan
Sutta Pitaka - Khuddaka Nikaya - Udana - mucalinda

Demikianlah yang saya dengar.
Pada suatu saat Sang Bhagava sedang tinggal di dekat Savatthi,
di hutan Jeta, di Vihara Anathapindika.

Pada saat itu, di daerah antara Savatthi dan hutan Jeta,
sejumlah anak laki-laki sedang memukuli seekor ular dengan tongkat.

Sang Bhagava sesudah memakai jubah Nya di pagi itu
dan membawa mangkok dan jubah luarNya,
sedang pergi ke Savatthi untuk mengumpulkan makanan,
ketika beliau melihat anak-anak ini di daerah
antara Savatthi dan hutan Jeta
sedang memukuli seekor ular dengan sebuah tongkat.

Kemudian karena menyadari pentingnya hal itu,
Sang Bhagava pada saat itu bersabda:

"Siapa yang menyakiti mahluk hidup dengan tongkat demi kesenangan,
walaupun dia sendiri mencari kebahagiaan,
dia tidak mendapatkannya sesudah kematian.

Siapa yang tidak melukai mahluk hidup dengan tongkat untuk
memperoleh kebahagiaan,
sementara dia sendiri mencari kebahagiaan,
dia mendapatkannya sesudah kematian."




Daṇḍa Sutta: The Stick
translated from the Pali into English by
Thanissaro Bhikkhu © 2012

I have heard that on one occasion
the Blessed One was staying near Sāvatthī at Jeta's Grove,
Anāthapiṇḍika's monastery.

And on that occasion, a large number of boys
on the road between Sāvatthī & Jeta's Grove
were hitting a snake with a stick.

Then early in the morning
the Blessed One adjusted his under robe and
— carrying his bowl & robes —
went into Sāvatthī for alms.
He saw the large number of boys on the road
between Sāvatthī & Jeta's Grove
hitting the snake with a stick.

Then, on realizing the significance of that,
the Blessed One on that occasion exclaimed:

Whoever hits with a stick beings desiring ease,
when he himself is looking for ease,
will meet with no ease after death.
Whoever doesn't hit with a stick beings desiring ease,
when he himself is looking for ease,
will meet with ease after death.

No comments:

Post a Comment

Pesan orang tua

Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh, (pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung) aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo

Terjemahan

Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa