Monday, September 15, 2025

Piyatara Sutta

 1. Piyatarasuttaṃ

41. Evaṃ me sutaṃ – ekaṃ samayaṃ bhagavā sāvatthiyaṃ viharati jetavane anāthapiṇḍikassa ārāme. Tena kho pana samayena rājā pasenadi kosalo mallikāya deviyā saddhiṃ uparipāsādavaragato hoti. Atha kho rājā pasenadi kosalo mallikaṃ deviṃ etadavoca – ‘‘atthi nu kho te, mallike, kocañño attanā piyataro’’ti?

‘‘Natthi kho me, mahārāja, kocañño attanā piyataro. Tuyhaṃ pana, mahārāja, atthañño koci attanā piyataro’’ti? ‘‘Mayhampi kho, mallike, natthañño koci attanā piyataro’’ti.

Atha kho rājā pasenadi kosalo pāsādā orohitvā yena bhagavā tenupasaṅkami; upasaṅkamitvā bhagavantaṃ abhivādetvā ekamantaṃ nisīdi. Ekamantaṃ nisinno kho rājā pasenadi kosalo bhagavantaṃ etadavoca –

‘‘Idhāhaṃ, bhante, mallikāya deviyā saddhiṃ uparipāsādavaragato mallikaṃ deviṃ etadavocaṃ – ‘atthi nu kho te, mallike, kocañño attanā piyataro’ti? Evaṃ vutte, mallikā devī maṃ etadavoca – ‘natthi kho me, mahārāja, kocañño attanā piyataro. Tuyhaṃ pana, mahārāja, atthañño koci attanā piyataro’ti? Evaṃ vutte, ahaṃ, bhante, mallikaṃ deviṃ etadavocaṃ – ‘mayhampi kho, mallike, natthañño koci attanā piyataro’’’ti.

Atha kho bhagavā etamatthaṃ viditvā tāyaṃ velāyaṃ imaṃ udānaṃ udānesi –


‘‘Sabbā disā anuparigamma cetasā,

Nevajjhagā piyataramattanā kvaci;

Evaṃ piyo puthu attā paresaṃ,

Tasmā na hiṃse paramattakāmo’’ti. paṭhamaṃ;


================================


1. Piyatarasuttaṃ

  1. Demikianlah yang telah kudengar.
    Pada suatu waktu, Sang Bhagavā sedang berdiam di Sāvatthī, di Taman Jetavana milik Anāthapiṇḍika.

Pada waktu itu, Raja Pasenadi dari Kosala sedang berada di lantai atas istana bersama dengan Permaisuri Mallikā. Maka Raja Pasenadi dari Kosala bertanya kepada Permaisuri Mallikā:

“Mallikā, adakah bagimu seseorang yang engkau cintai lebih daripada dirimu sendiri?”

Permaisuri Mallikā menjawab:
“Bagiku, Paduka, tidak ada seorang pun yang lebih kucintai daripada diriku sendiri. Tetapi bagi Paduka, adakah seseorang yang lebih Paduka cintai daripada diri Paduka sendiri?”

Raja menjawab:
“Bagiku pun, Mallikā, tidak ada seorang pun yang lebih kucintai daripada diriku sendiri.”

Kemudian Raja Pasenadi dari Kosala turun dari istana dan pergi menghadap Sang Bhagavā. Setelah tiba, ia memberi hormat kepada Sang Bhagavā dan duduk di satu sisi. Ketika sudah duduk di satu sisi, Raja Pasenadi dari Kosala berkata kepada Sang Bhagavā:

“Bhante, ketika hamba berada di lantai atas istana bersama Permaisuri Mallikā, hamba berkata kepadanya: ‘Mallikā, adakah bagimu seseorang yang engkau cintai lebih daripada dirimu sendiri?’ Ketika hamba berkata demikian, Permaisuri Mallikā menjawab: ‘Bagiku, Paduka, tidak ada seorang pun yang lebih kucintai daripada diriku sendiri. Tetapi bagi Paduka, adakah seseorang yang lebih Paduka cintai daripada diri Paduka sendiri?’ Ketika ia berkata demikian, hamba pun menjawab: ‘Bagiku pun, Mallikā, tidak ada seorang pun yang lebih kucintai daripada diriku sendiri.’ Demikianlah, Bhante.”

Maka Sang Bhagavā, setelah mengetahui makna ini, pada saat itu mengucapkan syair pencerahan berikut:


“Dengan menjelajahi segala penjuru dengan pikiran,
tak akan pernah seseorang menemukan makhluk yang lebih dicintai daripada dirinya sendiri di mana pun.

Demikian pula, setiap orang menganggap dirinya sendiri begitu berharga bagi dirinya.
Oleh karena itu, ia yang mencintai dirinya, janganlah mencelakai orang lain.”

— Sutta pertama (Piyatarasutta).


================================


1. 亲爱的经 (Piyatarasutta)


我听这样说:

有一次,世尊住在舍卫城祇树给孤独园。当时,拘萨罗国波斯匿王与摩利皇后一起在宫殿的楼上。于是波斯匿王问摩利皇后:

“摩利,你是否有比你自己更亲爱的人呢?”

摩利皇后回答说:

“大王,我没有比我自己更亲爱的人。那大王您呢?是否有比您自己更亲爱的人?”

国王回答说:

“摩利,我也没有比我自己更亲爱的人。”


于是波斯匿王从宫殿下来,前往世尊住处。

到达后,向世尊顶礼,坐在一旁。

坐下后,波斯匿王对白尊说:


“尊者,当我与摩利皇后同在宫殿楼上时,我问她:‘摩利,你是否有比你自己更亲爱的人呢?’

摩利皇后回答说:‘大王,我没有比我自己更亲爱的人。那大王您呢?是否有比您自己更亲爱的人?’

我回答她说:‘摩利,我也没有比我自己更亲爱的人。’

就是这样,尊者。”


于是,世尊了知此意,当下开示偈颂:


“纵观一切方位,

都找不到比自己更亲爱的存在;

正如自己视己为至爱,

因此,爱惜自己的人,不应伤害他人。”


—— 第一经(亲爱的经)


Source「经源」:

Tipiṭaka: Suttapiṭaka: Khuddakanikāya: Udāna: 5. Soṇavaggo: 1. Piyatarasuttaṃ

巴利大藏经:经藏:小部:自说经:第五 · 授记品:第一 · 最爱经

No comments:

Post a Comment

Pesan orang tua

Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh, (pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung) aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo

Terjemahan

Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa