Thursday, July 17, 2025

Tattha katamā āṇatti? [Apa buahnya?]

 

mengutip bagian dari Khuddakanikāya, kemungkinan dari Udāna Commentary atau semacam uddāna-gāthā (syair ringkasan) dari sutta-sutta tertentu. Saya akan membantu menjelaskan secara lengkap bagian tersebut, terutama yang berkaitan dengan:

  • Uddāna-gāthā (syair ringkasan dari sutta-sutta sebelumnya)

  • Penjelasan tentang “āṇatti” (perintah/doktrin)

  • Dan bagian “phalaṃ” (buah atau hasilnya)


📘 BAGIAN 1: Uddānagāthā (Ringkasan Sutta)

Tattha purimakānaṃ suttānaṃ imā uddānagāthā

➡️ "Berikut ini adalah syair ringkasan dari sutta-sutta sebelumnya."


Kemudian datang syair-syair ini:

Kāmandhā jālasañchannā, pañca nīvaraṇāni ca;
Manopubbaṅgamā dhammā, mahānāmo ca sākiyo.

➡️ Makna:

  • Orang-orang yang dibutakan oleh nafsu indria, terjerat dalam jala (pañca nīvaraṇa = lima rintangan batin).

  • Dhamma yang didahului oleh pikiran (manopubbaṅgamā), Mahānāma si suku Sakya.

Uddhaṃ adho vippamutto, yañca sīlakimatthiyā;
Yassa selūpamaṃ cittaṃ, upatissa pucchādikā.

➡️ Makna:

  • Yang terbebas dari atas dan bawah (secara simbolis: terbebas dari semua kemelekatan).

  • Dan tentang pentingnya sila (etika), dan mereka yang pikirannya mantap seperti gunung batu.

  • Termasuk pembabaran yang dimulai dengan pertanyaan Upatissa (Sariputta).

Yassa kāyagatāsati, channaṃ tamoparāyaṇo;
Na taṃ daḷhaṃ cetasikaṃ, ayaṃ lokotiādikaṃ.

➡️ Makna:

  • Siapa pun yang memiliki perhatian tubuh (kāyagatāsati), tentang Channa yang menuju kegelapan (perasaan diiringi dengan putus asa, kecenderungan untuk bunuh diri).

  • Tentang batin yang tidak kokoh, dan pandangan keliru terhadap dunia.

Cattāro ceva puggalā, dadato puññaṃ pavaḍḍhitaṃ;
Sotānugatadhammesu, imā tesaṃ uddānagāthā.

➡️ Makna:

  • Empat jenis individu, mereka yang mempersembahkan dan menumbuhkan jasa kebajikan.

  • Inilah syair ringkasan bagi sutta-sutta tersebut.

📝 Ini adalah daftar ringkasan atau uddāna yang sering ditemukan di akhir kelompok sutta dalam Khuddaka Nikāya atau komentar-komentarnya, untuk membantu menghafal.


📘 BAGIAN 2: Tattha katamā āṇatti?

"Sace bhāyatha dukkhassa, sace vo dukkhamappiyaṃ;
Mākattha pāpakaṃ kammaṃ, āvi vā yadi vā raho."

➡️ "Jika kamu takut akan penderitaan, jika penderitaan itu tidak menyenangkan bagimu,
Jangan lakukan perbuatan buruk, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi."

🪷 Ini disebut āṇatti — perintah atau ajaran moral dari Sang Buddha, terutama menyangkut etika tidak berbuat jahat.


Lalu dijelaskan juga kutipan seperti:

"Atīte, Rādha, rūpe anapekkho hohī"
➡️ "Rādha, jangan melekat pada bentuk-bentuk masa lalu."

"Sīlavantena, Ānanda, puggalena sadā karaṇīyā..."
➡️ "O Ānanda, seorang individu yang bermoral harus senantiasa melakukan..."
➡️ "...supaya tidak menyesal kemudian."

Semua ini menekankan bahwa āṇatti berarti ajaran atau perintah langsung dari Sang Buddha yang bersifat etis dan praktis.


📘 BAGIAN 3: Tattha katamaṃ phalaṃ? (Apa buahnya?)

Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ,
chattaṃ mahantaṃ yathā vassakāle;
Esānisaṃso dhamme suciṇṇe,
na duggatiṃ gacchati dhammacārī.


✅ Terjemahan Indonesia:

"Sesungguhnya Dhamma melindungi orang yang melaksanakan Dhamma,
bagaikan payung besar saat musim hujan.
Inilah manfaat dari Dhamma yang dijalankan dengan baik:
Orang yang hidup dalam Dhamma tidak akan jatuh ke alam sengsara."


🪔 Maknanya:

  • Dhamma bukan hanya teori, melainkan perlindungan nyata bagi yang mempraktikkannya.

  • Praktisi Dhamma yang benar akan terhindar dari kelahiran di alam sengsara (duggati).

  • Syair ini menggambarkan buah langsung (phala) dari menaati āṇatti — perintah luhur Sang Buddha.


Sumber:
Tipiṭaka: Suttapiṭaka: Khuddakanikāya: Peṭakopadesa: 2. Sāsanapaṭṭhānadutiyabhūmi: 22. Tattha katamā āṇatti?

No comments:

Post a Comment

Pesan orang tua

Ayo ngelakoni apik, sing seneng weweh, (pokok'e nek kasih sesuatu aja diitung) aja nglarani atine uwong.
Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa pinter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa.
"Sabar iku lire momot kuat nandhang sakening coba lan pandhadharaning urip. Sabar iku ingaran mustikaning laku." -
Ms. Shinta & Paribasan Jowo

Terjemahan

Mari melakukan kebaikan dan senang berdarma-bakti, jangan pernah dihitung-hitung kalau sudah berbuat baik.
Janganlah menyakiti hati orang lain.
Jadi orang jangan cuma merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa.
"Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup.
Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratnya bagaikan sebuah mustika
(sebuah hal yang sangat indah) dalam praktek kehidupan"
- Bu Shinta & Pepatah Jawa