mengutip bagian dari Khuddakanikāya, kemungkinan dari Udāna Commentary atau semacam uddāna-gāthā (syair ringkasan) dari sutta-sutta tertentu. Saya akan membantu menjelaskan secara lengkap bagian tersebut, terutama yang berkaitan dengan:
-
Uddāna-gāthā (syair ringkasan dari sutta-sutta sebelumnya)
-
Penjelasan tentang “āṇatti” (perintah/doktrin)
-
Dan bagian “phalaṃ” (buah atau hasilnya)
📘 BAGIAN 1: Uddānagāthā (Ringkasan Sutta)
Tattha purimakānaṃ suttānaṃ imā uddānagāthā
➡️ "Berikut ini adalah syair ringkasan dari sutta-sutta sebelumnya."
Kemudian datang syair-syair ini:
Kāmandhā jālasañchannā, pañca nīvaraṇāni ca;
Manopubbaṅgamā dhammā, mahānāmo ca sākiyo.
➡️ Makna:
-
Orang-orang yang dibutakan oleh nafsu indria, terjerat dalam jala (pañca nīvaraṇa = lima rintangan batin).
-
Dhamma yang didahului oleh pikiran (manopubbaṅgamā), Mahānāma si suku Sakya.
Uddhaṃ adho vippamutto, yañca sīlakimatthiyā;
Yassa selūpamaṃ cittaṃ, upatissa pucchādikā.
➡️ Makna:
-
Yang terbebas dari atas dan bawah (secara simbolis: terbebas dari semua kemelekatan).
-
Dan tentang pentingnya sila (etika), dan mereka yang pikirannya mantap seperti gunung batu.
-
Termasuk pembabaran yang dimulai dengan pertanyaan Upatissa (Sariputta).
Yassa kāyagatāsati, channaṃ tamoparāyaṇo;
Na taṃ daḷhaṃ cetasikaṃ, ayaṃ lokotiādikaṃ.
➡️ Makna:
-
Siapa pun yang memiliki perhatian tubuh (kāyagatāsati), tentang Channa yang menuju kegelapan (perasaan diiringi dengan putus asa, kecenderungan untuk bunuh diri).
-
Tentang batin yang tidak kokoh, dan pandangan keliru terhadap dunia.
Cattāro ceva puggalā, dadato puññaṃ pavaḍḍhitaṃ;
Sotānugatadhammesu, imā tesaṃ uddānagāthā.
➡️ Makna:
-
Empat jenis individu, mereka yang mempersembahkan dan menumbuhkan jasa kebajikan.
-
Inilah syair ringkasan bagi sutta-sutta tersebut.
📝 Ini adalah daftar ringkasan atau uddāna yang sering ditemukan di akhir kelompok sutta dalam Khuddaka Nikāya atau komentar-komentarnya, untuk membantu menghafal.
📘 BAGIAN 2: Tattha katamā āṇatti?
"Sace bhāyatha dukkhassa, sace vo dukkhamappiyaṃ;
Mākattha pāpakaṃ kammaṃ, āvi vā yadi vā raho."
➡️ "Jika kamu takut akan penderitaan, jika penderitaan itu tidak menyenangkan bagimu,
Jangan lakukan perbuatan buruk, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi."
🪷 Ini disebut āṇatti — perintah atau ajaran moral dari Sang Buddha, terutama menyangkut etika tidak berbuat jahat.
Lalu dijelaskan juga kutipan seperti:
"Atīte, Rādha, rūpe anapekkho hohī"
➡️ "Rādha, jangan melekat pada bentuk-bentuk masa lalu."
"Sīlavantena, Ānanda, puggalena sadā karaṇīyā..."
➡️ "O Ānanda, seorang individu yang bermoral harus senantiasa melakukan..."
➡️ "...supaya tidak menyesal kemudian."
Semua ini menekankan bahwa āṇatti berarti ajaran atau perintah langsung dari Sang Buddha yang bersifat etis dan praktis.
📘 BAGIAN 3: Tattha katamaṃ phalaṃ? (Apa buahnya?)
Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ,
chattaṃ mahantaṃ yathā vassakāle;
Esānisaṃso dhamme suciṇṇe,
na duggatiṃ gacchati dhammacārī.
✅ Terjemahan Indonesia:
"Sesungguhnya Dhamma melindungi orang yang melaksanakan Dhamma,
bagaikan payung besar saat musim hujan.
Inilah manfaat dari Dhamma yang dijalankan dengan baik:
Orang yang hidup dalam Dhamma tidak akan jatuh ke alam sengsara."
🪔 Maknanya:
-
Dhamma bukan hanya teori, melainkan perlindungan nyata bagi yang mempraktikkannya.
-
Praktisi Dhamma yang benar akan terhindar dari kelahiran di alam sengsara (duggati).
-
Syair ini menggambarkan buah langsung (phala) dari menaati āṇatti — perintah luhur Sang Buddha.
No comments:
Post a Comment